Belakangan ini, dunia keuangan diguncang oleh sebuah laporan analisis yang menarik perhatian. Lembaga analisis keuangan terkenal The Kobeissi Letter mengeluarkan prediksi berani, menyatakan bahwa Ketua The Federal Reserve (FED) Powell mungkin telah menyerah pada situasi ekonomi saat ini. Lembaga tersebut memperkirakan bahwa dalam rapat kebijakan moneter sebulan lagi, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan membuat keputusan untuk menurunkan suku bunga, dengan 'lemahnya pasar tenaga kerja' sebagai alasan utama.
Prediksi ini segera memicu diskusi hangat di pasar. Saat ini, data ekonomi Amerika menunjukkan situasi yang kompleks: Indeks Harga Produsen (PPI) mengalami lonjakan inflasi tertinggi dalam 3 tahun, sementara Indeks Harga Konsumen (CPI) telah melampaui target 2% dari The Federal Reserve (FED) selama 53 bulan berturut-turut. Dalam kondisi ini, setiap keputusan yang diambil oleh The Federal Reserve (FED) akan memiliki dampak yang mendalam dan secara langsung berkaitan dengan kepentingan setiap investor.
Untuk memahami arah ekonomi saat ini, kunci utamanya adalah menjelaskan 'misi ganda' The Federal Reserve (FED). Sejak didirikan, The Federal Reserve (FED) telah memiliki dua tugas inti: pertama, mengurangi pengangguran dan menjaga stabilitas pasar kerja; kedua, mencegah inflasi atau deflasi, serta menjaga stabilitas harga relatif. Singkatnya, tujuan The Federal Reserve (FED) adalah memastikan bahwa warga negara Amerika memiliki kesempatan kerja, sambil menjamin stabilitas daya beli mata uang yang relatif. Selama bertahun-tahun, The Federal Reserve (FED) telah berusaha mencari keseimbangan antara kedua tujuan ini, berusaha membangun fondasi yang kokoh untuk ekonomi Amerika.
Melihat kembali tahun 2021, tingkat inflasi di Amerika Serikat meningkat tajam, indeks CPI terus naik, dan harga barang secara keseluruhan meningkat, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga real estat, kehidupan masyarakat umum terkena dampak serius. Untuk menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) pada saat itu memusatkan perhatian pada pengendalian inflasi dan memulai siklus peningkatan suku bunga yang agresif. Dalam waktu singkat 16 bulan, suku bunga dinaikkan secara signifikan.
Namun, situasi ekonomi saat ini tampaknya sedang berubah. Jika prediksi The Kobeissi Letter menjadi kenyataan, The Federal Reserve (FED) mungkin akan menyesuaikan arah kebijakannya. Perubahan kebijakan potensial ini akan bagaimana mempengaruhi pasar tenaga kerja, tingkat inflasi, dan tren ekonomi secara keseluruhan, patut kita perhatikan dengan cermat. Bagaimanapun, keputusan The Federal Reserve (FED) akan terus mencari keseimbangan yang rumit antara menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Belakangan ini, dunia keuangan diguncang oleh sebuah laporan analisis yang menarik perhatian. Lembaga analisis keuangan terkenal The Kobeissi Letter mengeluarkan prediksi berani, menyatakan bahwa Ketua The Federal Reserve (FED) Powell mungkin telah menyerah pada situasi ekonomi saat ini. Lembaga tersebut memperkirakan bahwa dalam rapat kebijakan moneter sebulan lagi, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan membuat keputusan untuk menurunkan suku bunga, dengan 'lemahnya pasar tenaga kerja' sebagai alasan utama.
Prediksi ini segera memicu diskusi hangat di pasar. Saat ini, data ekonomi Amerika menunjukkan situasi yang kompleks: Indeks Harga Produsen (PPI) mengalami lonjakan inflasi tertinggi dalam 3 tahun, sementara Indeks Harga Konsumen (CPI) telah melampaui target 2% dari The Federal Reserve (FED) selama 53 bulan berturut-turut. Dalam kondisi ini, setiap keputusan yang diambil oleh The Federal Reserve (FED) akan memiliki dampak yang mendalam dan secara langsung berkaitan dengan kepentingan setiap investor.
Untuk memahami arah ekonomi saat ini, kunci utamanya adalah menjelaskan 'misi ganda' The Federal Reserve (FED). Sejak didirikan, The Federal Reserve (FED) telah memiliki dua tugas inti: pertama, mengurangi pengangguran dan menjaga stabilitas pasar kerja; kedua, mencegah inflasi atau deflasi, serta menjaga stabilitas harga relatif. Singkatnya, tujuan The Federal Reserve (FED) adalah memastikan bahwa warga negara Amerika memiliki kesempatan kerja, sambil menjamin stabilitas daya beli mata uang yang relatif. Selama bertahun-tahun, The Federal Reserve (FED) telah berusaha mencari keseimbangan antara kedua tujuan ini, berusaha membangun fondasi yang kokoh untuk ekonomi Amerika.
Melihat kembali tahun 2021, tingkat inflasi di Amerika Serikat meningkat tajam, indeks CPI terus naik, dan harga barang secara keseluruhan meningkat, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga real estat, kehidupan masyarakat umum terkena dampak serius. Untuk menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) pada saat itu memusatkan perhatian pada pengendalian inflasi dan memulai siklus peningkatan suku bunga yang agresif. Dalam waktu singkat 16 bulan, suku bunga dinaikkan secara signifikan.
Namun, situasi ekonomi saat ini tampaknya sedang berubah. Jika prediksi The Kobeissi Letter menjadi kenyataan, The Federal Reserve (FED) mungkin akan menyesuaikan arah kebijakannya. Perubahan kebijakan potensial ini akan bagaimana mempengaruhi pasar tenaga kerja, tingkat inflasi, dan tren ekonomi secara keseluruhan, patut kita perhatikan dengan cermat. Bagaimanapun, keputusan The Federal Reserve (FED) akan terus mencari keseimbangan yang rumit antara menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan.